Sunday, May 4, 2014


Saya tak tahu harus dengan kata-kata apa untuk mengungkapkan perasaan setelah menyaksikan secara langsung laga PSIS vs Persitama Sabtu, 3 Mei 2014 kemarin di Stadion Jatidiri. Senang, gembira, suka cita, bangga dan sederet ekspresi keceriaan yang saya rasakan setelah PSIS membantai Persitema 4 gol tanpa balas. Wajar karena inilah untuk kali pertama saya kembali menonton PSIS secara langsung di stadion. Dan sepertinya semua yang hadir di Jatidiri pasti akan merasakan euforia keceriaan yang sama dengan yang aku rasakan.

Akan tetapi Sabtu sore itu juga terselip perasaan haru, tenang dan damai yang timbul di hati setelah dengan mata kepala sendiri saya menyaksikan harmonisnya hubungan 2 kelompok suporter PSIS dengan basis massa yang besar; Panser Biru dan Snex. Bagaimana tidak tenang jika sebelum-sebelumnya hanya bentrokan antar kedua kelompok suporter yang aku dengar & baca ternyata tidak tersaji sore itu. Bagaimana tidak damai jika di Jatidiri sore itu kedua kelompok suporter saling sapa, saling berbalas nyanyian demi satu panji; PSIS Semarang!

Kejadian sore itu di Jatidiri seketika mengubur dalam-dalam bayanganku tentang kelompok supporter yang ganas nan beringas dimana saudara sendiri yang notabene sama-sama pendukung PSIS saling hajar. Saya lebih percaya selalu ada cinta diantara mereka daripada kebencian diantara mereka. Kalaupun toh ada kejadian saling hajar saling hantam biarlah itu menjadi masa lalu mereka. Biarlah itu menjadi bagian dari dinamika & sejarah tumbuh kembang menjadi dewasa bagi Panser Biru dan Snex. Semoga harmoni di Sabtu siang kemarin terus terjaga tak hanya di Jatidiri, tapi juga ke seluruh penjuru Nusantara. Demi satu nama kebanggaan: PSIS SEMARANG.

Matur suwun Panser Biru.
Matur suwun Snex
Saling respect & harmonisasi yang kalian tunjukkan sore itu melengkapi kado indah ulang tahun kota Semarang ke-467.

PSIS Semarang! Semper Fidelis!

0 comments:

Post a Comment